Kepercayaan kejawen menyebutkan adanya gaib dalam diri manusia yang hidup dan selalu berada di samping mereka. Hal ini disebutkan dalam berbagai versi. Sering disebut sebagai sedulur batin, kakang kawah adhi ari-ari, guru sejati, keblat papat lima pancer. Semuanya memiliki versi pengertian yang bermacam-macam.
Namun kesamaan yang ada pada setiap pendapat adalah hal yang bersifat gaib itu ada dan hidup setelah manusia itu dilahirkan. Hidup berdampingan. Fenomena ini akan selalu dikaitkan dengan adanya hari kelahiran yang disebut dengan hari weton, yang diambil dari hari dan pasaran Jawa.
Bagi yang mempercayai adanya makhluk gaib di samping kehidupan manusia ini, akan melakukan ritual untuk menghormati keberadaannya, yaitu dengan melakukan puasa. Puasa ini disebut dengan puasa weton.
Pelaksanaan Puasa Weton
Puasa weton dilakukan bertepatan pada hari weton dari pelaku ritual. Pada saat hari weton ini dipercaya sebagai hari naas bagi siapa saja yang bertepatan harinya. Karena dianggap sebagai hari naas, maka pada saat weton-nya orang tersebut dilarang untuk bepergian jauh dari rumah. Ia sebaiknya melakukan ritual yang, berupa prihatin untuk menghormati gaib yang hidup di samping manusia itu sendiri.
Puasa ini disampaikan oleh beberapa paranormal menyebutkan beberapa versi yang berbeda.
Puasa dilakukan pada saat yang bertepatan dengan hari kelahiran saja.
Puasa weton dilakukan sehari sebelum hari kelahiran, bertepatan dengan hari kelahiran, dan sesudah hari kelahiran. Dengan demikian maka pelaksanaan puasa adalah tiga hari berturut-turut.
Pada saat weton jika tidak melakukan puasa, diwajibkan untuk mengurangi jatah makan. Kalau biasanya dalam waktu sehari makan tiga kali, maka diubah menjadi satu kali atau dua kali.
Jika puasa tidak dapat dilaksanakan, maka pada malam hari kelahiran dilakukan ritual dengan berdoa kepada Tuhan dan melakukan tidur selepas tengah malam.
No comments:
Post a Comment