Lelaku jenis ini adalah lelaku yang paling sering dilakukan oleh masyarakat Jawa yang mendalami ilmu spiritual. Lelaku dijalankan dalam waktu yang lama, bisa sebulan hingga bertahun-tahun dilakukan. Bentuk puasa ngrame mencakup apa saja?
Melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain (yang jaraknya bisa dekat atau jauh) tanpa membawa bekal (kalaupun membawa bekal tidak digunakan). Selama melakukan perjalanan pelaku ritual mengamalkan ilmu yang sudah dipelajarinya untuk menolong orang lain tanpa pamrih / meminta imbalan dalam bentuk apapun.
Ada pelaku yang mau menerima jika diberikan imbalan, dan ada yang tidak menerima sama sekali. Menu makanan yang dikonsumsi pun bisa berupa apa saja yang ditemui dan bisa untuk dimakan.
Menjalankan puasa ngrame memang tergolong sebagai bentuk puasa yang berat untuk dilakukan. Pelaku puasa ini biasanya memiliki tujuan untuk memperdalam sebuah kemampuan yang memang sudah dimiliki untuk mencapai kesempurnaan. Hal ini dianggap sebagai,tuntutan dalarn mempelajari ilmu karena ketulusan hati dalam menolong menjadi keinginan dari pelaku ritual. Biasanya dilakukan oleh pelaku ritual yang memiliki ilmu atau kemampuan dalam bidang pengobatan.
Hingga saat ini bentuk puasa ini tidak hanya berlaku di masyarakat Jawa, tetapi di lingkungan pesantren pun masih banyak pelaku yang melakukan puasa jenis ini.
Dengan puasa ini pelaku ritual dituntut untuk bersabar, menerima apa adanya diri sendiri sesama manusia (narimo), dan kepada Pencipta (pasrah), serta tidak menuntut atas apa yang sudah dikerjakannya kepada orang lain. “Sepiring pamrih rame ing gawe “ yang berarti : tak mengharap pamrih, tetapi banyak bekerja.
No comments:
Post a Comment